Jika kita berbicara tentang cat air, banyak sekali prasangka yang dikaitkan dengan cat air. Cat air merupakan media paradox yang bisa dikatakan sebagai jalan mudah untuk mulai melukis, tapi banyak orang justru kesulitan untuk menguasai teknik melukis menggunakan cat air.
Pada abad ke-19, Turner dan Constable mulai memperkenalkan cat air ke dalam seni rupa. Namun ada sebuah “French Academy”, yang disebarkan di seluruh Eropa, menciptakan sebuah hirarki seni rupa yang subjeknya dirasa cocok oleh para seniman. Sejarah dan mitos ada di peringkat paling atas, diikuti oleh “genre” suatu kejadian, lalu pemandangan dan benda mati. Material yang mereka sarankan hanyalah cat minyak, cat air dianggap lebih cocok untuk sketsa dan seringkali dihubungkan dengan lukisan arsitektur dan pemandangan.
Saat berbicara mengenai seni kontemporer, cat air seringkali tidak muncul dalam pikiran banyak orang. Namun, pandangan tersebut tetap harus dipertimbangkan. “Cat air adalah sesuatu yang saya tuangkan,” menurut Alf Löhr. “Atau saya lemparkan ke udara dan akan saya tangkap ketika mereka turun ke bawah!”
Pasalnya, Löhr dan seniman lain yang biasa terlibat dalam karya kontemporer membahas penggunaan cat air dalam praktik yang mereka lakukan.
Membahas Aplikasi Kontemporer
Mengingat banyaknya jenis seni kontemporer, jadi cukup mengejutkan saat tahu bahwa beberapa seniman menggunakan cat air. Caranya pun tidak biasa, tergantung dengan ide yang didapat dan metode yang biasa mereka gunakan.
Stephanie Tuckwell mengerjakan sejumlah lukisan sekaligus. Hal tersebut mendorongnya untuk bekerja dengan cepat dan langsung berpindah dari satu lukisan ke lukisan lainnya, terkadang berlama-lama dan bekerja dengan intens, dan di lain waktu, dia bekerja sangat cepat. Bagi Tuckwell, karakteristik dari material sebuah cat air dapat memunculkan ide untuk karyanya.
“Karya saya merupakan respon dari ujung sebuah pemandangan, titik bertemunya daratan dan lautan, dimana benda padat bertemu benda cair,” katanya. “Inspirasi saya berada pada ujung sebuah udara, daratan dan lautan, metode bekerja saya berada diantara kesengajaan dan ketidak sengajaan, keadaan dan ketidakstabilan cat air membuat saya bisa mengeksplor hal ini secara intuitif.”
Carol Robertson, memenangkan kompetisi cat air Sunday Times 2005 dengan lukisan abstraknya yang berfokus pada warna transparan dari cat air, menyukai media tersebut karena keterangan warnanya dan caranya meresap ke dalam kertas. Dia percaya bahwa cat air membawa kualitas cahaya dan memiliki hasil akhir yang tampak memantulkan cahaya. Robertson menggunakan kuas lembut untuk menyapukan warna, lalu over-paint menggunakan campuran yang lebih “basah”. Dia pun terkadang menghapus area lukisan dengan menggunakan air dan tissue untuk meninggalkan sedikit noda atau sisa warna. Dia juga me-mask out area lukisan dan menggunakan flicking atau spattering sebagai kontras yang lebih lembut dan tidak terstruktur untuk memberikan detail garis.
Lukisan cat air Barbara Nicholls dilukis menggunakan Winsor & Newton Professional Watercolour, menunjukkan lapisan yang terbentuk selama jutaan tahun dalam formasi geologi.
“Saya mulai dengan membuat genangan air di sebuah kertas yang besar,” jelasnya. “Saya menambahkan cat air pada genangan air tersebut dan menunggu pigmen warnanya sampai di ujung air. Hal ini menciptakan garis-garis warna. Saya sangat tertarik dengan garis-garis tersebut; mereka memiliki kualitas yang luar biasa.”
Alf Löhr, seniman yang berasal dari London, menggabungkan histori cat air dengan sketching dalam karyanya. Menurutnya hal tersebut dapat mengkomunikasikan pendapatnya tentang kehidupan dan proses kreatifnya.
“Coba saja lihat sebuah arsitektur, sangat jelas terlihat bahwa kreativitas tertingginya ada pada sketsa atau gambarnya,” katanya. “Sisanya bergantung pada eksekusi teknis yang dikerjakan oleh teknisi. Sama halnya dengan karya seni.
“Untuk saya, kreativitas ada pada sketsa, saat pikiran kita masih bisa mengeksplor banyak hal. Maka dari itu cat air terlihat lebih “hidup” daripada eksekusi awalnya. Cat air bisa membuatmu terhindar dari karya yang sederhana.”
Sifat Cat Air
Cat air memiliki kualitas cahaya tertentu yang dapat dicapai dengan mengaplikasikan cat transparan pada kertas putih. Setelah diaplikasikan, cat air seringkali sulit untuk “dipindahkan” dan kebanyakan seniman menanggapi tantangan tersebut dengan cara yang berbeda.
Dalam pameran di London baru-baru ini, Peter Haslam-Fox memamerkan serangkaian lukisan berskala besar dan sangat detail.
“Cat air pada dasarnya sulit dikendalikan,” katanya. “Kita harus bisa lebih berani memainkan warna. Dan menurut saya hal ini benar adanya, apalagi jika kita bekerja dengan skala besar.”
Berbeda dengan cara Haslam-Fox dalam menerima tantangan tersebut, Alf Löhr melihat manfaat yang hampir bermoral dari tantangan material ini. Dia percaya bahwa kamu harus hidup dengan kesalahanmu; tidak ada yang akan menutupi. Dia menyukai kesederhanaan dari cat air.
Seorang seniman kontemporer yang menggunakan cat air kecil kemungkinannya akan memenangkan Turner Prize tahun ini. Walaupun begitu, hal ini diyakini akan sangat mungkin terjadi di masa yang akan datang. Tradisi yang kuat, sejarah yang kaya, dan kualitas yang begitu spesial menjadikan cat air media yang valid untuk seniman kontemporer masa kini.
Sumber: https://www.winsornewton.com/row/articles/art-techniques/techniques-contemporary-watercolour/